Pattimura
Semangatmu Tiada Bandingan
Oleh: J.
Manuputty
Pahlawan perkasa pahlawan Pattimura,
pahlawan cengkih dan pala, menentang penjajah bela rakyat jelata ciptakan negara
merdeka, parang salawaku kain berang ditubuh pelambang jiwa
rakyat Maluku……….dan seterusnya.
Dari syair lagu pahlawan Pattimura
ini kita dapat mempelajari semangat perjuangan dari sosok Thomas Matulessy
(Kapitan Pattimura) yang kini diabadikan dengan wujud patung yang berdiri kokoh
ditengah Lapangan segi tiga dan menjadi kebanggaan masyarakat Maluku. Thomas
Matulessy lahir dari keserderhanaan yang lebih mementingkan kepentingan masyarakat
dari pada dirinya bahkan keluarganya. Berjuang menentang penjajahan untuk
kepentingan masyarakat Maluku yang tertindas dari kehidupan politik, ekonomi, sosial
dan budaya rakyat Maluku demi mengatasi kemiskinan, kebodohan, kelaparan,
ketertinggalan serta berani menyatakan kebenaran, sekalipun nyawanya terancam
ditiang gantungan sebagai konsekwensi dan pertanggung jawaban pribadi bagi
rakyat Maluku. Kini engkau tiada bahkan mungkin banyak yang lupa akan pesanmu
untuk menyatakan kebenaran, karena kebenaran bukan menjadi jaminan, keberanianmu
bukan menjadi kenyataan, keperkasaanmu bukan menjadi kekuatan. Sangat disayangkan
jasamu untuk menentang penjajahan kini tinggal kenangan. Generasimu kini
berbeda dengan generasi penerusmu, generasiku belum mampu untuk menyatakan
kebenaran, belum juga mampu menyatakan keadilan apalagi mewujudkan kemakmuran
dibumi raja-raja. Kini generasi penerusmu kini
lebih banyak berjuang untuk kepentingan pribadi, partai maupun golongan, terkadang
mereka berteriak memperjuangkan sesuatu demi kepentingan masyarakat tapi
kenyataan yang terjadi sering tidak sesuai dengan tujuan semula.
Pada masa disaat engkau memimpin
perjuangan dalam menentang penjajahan, masyarakat sadar dan tahu akan
perjuanganmu sangat mulia, tak kenal lelah, tak melihat berapa besar upah
yang diterima bahkan tidak melihat tempat
yang akan membaringkan tubuh jika terasa lelah.
Pada masa sekarang ini, perjuanganpun
tetap berlanjut, perjuangan dalam bentuk apapun dengan harapan dapat mewujudkan
tujuan tertentu, ada yang berjuang untuk kepentingan diri sendiri, golongan
tertentu ataupun kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Seperti bisa kita lihat dan
rasakan dalam kondisi saat ini, menjelang pesta demokrasi, berjuang demi kepedulian
melihat kebutuhan masyarakat, namun yang sering terjadi setelah pesta ini
berakhir maka berakhir pula kepedulian itu.
Penindasan penjajahan yang
dulu diperjuangkan terasa tidak ada
yang mewarisinya, jusrtu pada saat ini “penindasan” lebih banyak dirasakan masyarakat
ketimbang janji kesejahteraan yang sering terdengar.
Masyarakat kini seakan malas tidak mau bekerja apalagi belajar
dari semangat perjuanganmu, Pemudamu terkadang berteriak merobah masyarakatmu,
tapi terkadang hanya bermalas-malasan, ada berjuang namun ada juga yang bermalas-malasan,
berjuang dengan narkoba, obat terlarang bahkan sulit terhindarkan. Kepiawaianmu
sangat teruji di medan juangmu.
Saudaraku, diatas tiang
pesakitan Thomas Matulessy (Pahlawan Pattimura) telah menitipkan pesan moral
perjuangan untuk kita lanjutkan yaitu akan bangkit patimura-patimura muda untuk
melanjutkan perjuanganku. Pesan moral inilah yang mestinya kita pertanggung
jawabkan secara pribadi disaat ini
sebagai satu konsekwensi bagi generasi
kita yang akan datang
Pattimura-Pattimura
muda sekaranglah saatnya kita harus berjuang untuk mengatasi berbagai masalah
di bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya seperti kebodohan,
ketertinggalan, kemiskinan dan lain-lain. Tekat inilah yang harus kita laksanakan
demi kemajuan dan kejayaan masyarakat yang mendiami bumi raja-raja. Bagaimana
usaha yang harus disumbangkan untuk kepentingan pembangunan didalam menata
sendi-sendi kehidupan politik, ekonomi, sosial
dan budaya, melalui tempat pengabdian kita masing-masing.
Sebagai Pattimura-Pattimura
muda yang dipercaya masyarakat menjadi pemimpin mempunyai tanggung jawab sangat besar, yang selalu mampu melihat
perubahan-perubahan sedang terjadi saat
ini ditengah masyarakat, harus berani berkorban, memiliki dedikasi yang tinggi, sifat keterbukaan, serta mampu
mengelola pendapat yang dikemukakan oleh orang yang dipimpin serta mampu
berdiri teguh ditengah segala perubahan,
sikap kritis harus muncul dari satu kenyataan hidup yang berisi unsur-unsur
pengetahuan, kemampuan yang dimiliki, bukan hanya mengejar popularitas semata, pandai
bersilat lidah dan mengkritik, tanpa memberi jalan keluar dalam menyelesaikan
masalah.
Mengakhiri
pemikiran yang sederhana ini maka dapat disepakati bersama bahwa sebagai Pattimura-Pattimura
muda dalam melanjutkan perjuanag sesuai di amanatkan oleh Thomas Matulessy
(Kapitan Pattimura) saat di tiang gantungan yakni bagai mana kita membangun
bumi raja-raja ini kedepan. Bagaimana berjuang untuk kepentingan masyarakat
Maluku yang tertindas dari kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Kita
haruslah mempunyai pandangan jauh kemasa
depan, penuh kasih sayang, dengan menciptakan ide-ide baru yang berkwalitas dalam
pengambilan keputusan demi kepentingan masyarakat banyak, kecerdasan ketajaman
visi dan misi, pengorbanan demi kepentingan bersama, tidak hanya memburu
popularitas atau kekayaan semata. Dalam menghadapi tuntutan jaman harus
bersifat secara terbuka, kerja keras, bersifat positip serta mampu dan berani menunjukan
kesetiaan, keiklasan, kejujuran, keadilan dalam meraih masa depan yang lebih
baik.
Dengan
peringatan Hari Pattimura tanggal 15 mei 2012 tahun ini kita di bangkitkan lagi
semangat untuk meraih cita dan cinta yang diamanatkan oleh Thomas Matulessy
(Kapitan Pattimura). Kami bangga akan perjuangan dan semangatmu yang menjadi pemicu
bagi kami generasi muda Maluku untuk bisa melepaskan diri dari berbagai belenggu
penindasan. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar